politickamisao.com – Hancock Film Superhero Anti-Mainstream yang Punya Sisi Gelap! Kalau kamu pikir semua superhero punya senyum manis dan jubah mengkilat, coba duduk sebentar, nonton Hancock, dan siap-siap ngubah pikiran. Film ini gak datang dengan polesan manis atau kisah ala buku dongeng. Hancock malah muncul kayak petir di tengah malam—keras, spontan, dan kadang bikin jengkel.
Bayangin aja, ada orang superkuat, bisa terbang, tahan peluru, tapi suka ngambek, nyebelin, dan nyaris gak punya manner. Itulah Hancock. Superhero nyeleneh satu ini muncul bukan untuk jadi panutan, tapi justru buat bikin orang mikir ulang soal makna “pahlawan”.
Jubah Robek dan Alkohol di Tangan
Hancock bukan produk pabrik pahlawan. Dia muncul dari kekacauan, bukan kejayaan. Dengan penampilan lusuh, kebiasaan mabuk, dan attitude yang lebih mirip preman pasar daripada penyelamat kota, Hancock lebih cocok disebut masalah ketimbang solusi.
Namun, justru dari kekacauan itulah film ini dapat napas. Dia bukan orang yang ingin disukai. Bahkan warga kota pun seringkali minta dia jangan ikut campur. Tapi tetap aja, saat bahaya datang, Hancock turun tangan. Meskipun caranya rusuh dan penuh puing.
Ketimbang membangun image sempurna, film ini malah ngebuka ruang buat kita lihat sisi lain dari pahlawan: kesepian, marah, dan bingung soal jati diri. Dan semua itu dibungkus dengan gaya cerita yang nggak nanggung.
Pukulan Keras yang Datang dari Dalam Diri
Biasanya kekuatan luar biasa digambarkan sebagai berkah. Tapi di Hancock, kekuatan itu kayak kutukan. Dia bisa menyelamatkan seribu nyawa, tapi gak bisa nyelamatin dirinya sendiri dari rasa hampa.
Hubungan sosialnya berantakan. Gak ada yang tahan lama. Bahkan senyum dari orang-orang sekitar terasa penuh curiga. Semakin dia bantu, semakin besar jarak dengan dunia normal. Nah, di sinilah film ini ambil tikungan tajam: bukannya jadi cerita penyelamat sempurna, malah jadi perjalanan batin yang bikin ngilu.
Satu-satunya titik terang datang dari Ray, si PR idealis yang ngeliat potensi di balik kekacauan Hancock. Tapi tentu aja, hubungan mereka gak mulus. Justru di situlah letak menariknya: dua manusia yang sama-sama punya kekacauan mencoba saling bantu, walau gak selalu berhasil.
Plot yang Gak Bisa Ditebak Seenaknya
Film ini bukan sekadar gebrak-gebrak dan ledakan. Di balik semua itu, ada alur yang penuh jebakan. Saat penonton pikir udah bisa nebak kemana arah ceritanya, tiba-tiba film lempar bola ke sudut tak terduga.
Kehadiran karakter Mary, istri Ray, jadi bom waktu yang bikin jantung penonton gak tenang. Ada relasi misterius, ada masa lalu yang gak beres, dan semua itu perlahan-lahan dikupas, kayak bawang yang lapisannya bikin mata berair.
Transisi antara adegan juga gak asal-asalan. Setiap perubahan suasana terasa alami, tapi tetap bertenaga. Dan yang paling penting, film ini gak kasih kesimpulan yang gampang. Bahkan saat credits mulai naik, pertanyaan masih bergelayut.
Hancock Jadi Bukti Kalau Pahlawan Gak Harus Sempurna
Will Smith yang meranin Hancock berhasil bawain karakter ini dengan cara yang gak bisa ditiru aktor sembarangan. Gaya nyinyir, gerakan malas, sampai tatapan kosong semuanya terasa nyata. Dan itu jadi alasan kenapa Hancock tetap dikenang meski udah lewat bertahun-tahun.
Film ini menolak tunduk pada formula. Ia buka jalan buat genre superhero agar bisa lebih manusiawi, lebih kompleks, dan jauh dari kata “terlalu ideal”. Justru karena Hancock rusak, dia terasa lebih dekat. Karena dia jatuh, dia terasa nyata.
Yang bikin beda, film ini berani. Gak takut kelihatan aneh. Gak takut bikin penonton gak nyaman. Dan itu kekuatan utamanya.
Kesimpulan: Hancock, Pahlawan yang Gak Minta Diidolakan
Di antara tumpukan film pahlawan bertopeng yang punya misi mulia dan hati seputih kapas, Hancock muncul sebagai tandingan. Dia keras, dia aneh, dan dia nyata. Gak ada janji manis, gak ada senyum palsu. Tapi di balik semua itu, ada semangat jujur dari seseorang yang gak sempurna tapi tetap mau nyoba.
Film ini bukan buat mereka yang cari tontonan aman. Tapi buat yang suka kejutan, realita yang gak dibungkus rapi, dan karakter yang bisa bikin kesel sekaligus simpatik, Hancock wajib masuk daftar tonton. Jadi, kalau kamu lagi bosan sama superhero yang terlalu sempurna, Hancock udah nunggu di layar. Dan dia gak sabar buat nunjukin kalau jadi pahlawan gak harus selalu kelihatan keren.