𝐩𝐨𝐥𝐢𝐭𝐢𝐜𝐤𝐚𝐦𝐢𝐬𝐚𝐨.𝐜𝐨𝐦 – Kategori Badai dalam Sejarah: Mana yang Paling Merusak?. Badai tropis telah lama menjadi salah satu fenomena alam paling mematikan dan merusak di dunia. Berdasarkan Skala Saffir-Simpson, badai dibagi menjadi lima tingkat berdasarkan kekuatan angin dan potensi kerusakannya. Badai tingkat 3 hingga 5 sering dikategorikan sebagai badai besar (major hurricanes), karena mereka mampu menimbulkan kerugian besar pada kehidupan manusia dan infrastruktur. Berikut ini adalah beberapa badai paling merusak dalam sejarah berdasarkan kategorinya.

Kategori 1: Badai Danny (2015)

Kategori 1: Badai Danny

  • Kecepatan Angin: 119-153 km/jam
  • Dampak:
    Badai Danny menghantam wilayah Karibia dengan intensitas rendah namun membawa hujan deras dan banjir di beberapa daerah. Kerusakan akibat badai kategori ini biasanya ringan, seperti pohon tumbang dan kerusakan kecil pada atap rumah.

Meskipun dampaknya terbatas, badai kategori 1 tetap memerlukan kewaspadaan, terutama di wilayah pesisir yang rentan terhadap banjir.

Kategori 2: Badai Sally (2020)

Kategori 2: Badai Sally

  • Kecepatan Angin: 154-177 km/jam
  • Dampak:
    Badai Sally menghantam wilayah Gulf Coast di Amerika Serikat, menyebabkan banjir besar di Alabama dan Florida. Badai ini juga memutus aliran listrik bagi ribuan warga selama beberapa hari. Meskipun berada dalam tingkat menengah, badai ini menimbulkan kerugian sekitar $7 miliar USD karena banjir parah di wilayah pesisir.

Badai Kategori 3 Katrina (2005)

Badai Kategori 3 Katrina

  • Kecepatan Angin: 178-208 km/jam
  • Dampak:
    Badai Katrina dikenal sebagai salah satu badai paling merusak dalam sejarah AS. Menerjang Louisiana dan Mississippi, terutama kota New Orleans, badai ini menimbulkan banjir yang meluas setelah tanggul-tanggul di sekitar kota jebol. Katrina menewaskan lebih dari 1.800 orang dan menyebabkan kerugian sebesar $125 miliar USD. Badai ini memperlihatkan bagaimana infrastruktur yang tidak memadai dapat memperburuk dampak bencana.

Kategori 4: Badai Harvey (2017)

Harvey

  • Kecepatan Angin: 209-251 km/jam
  • Dampak:
    Badai Harvey melanda Texas dan mencatat rekor curah hujan tertinggi, dengan lebih dari 1000 mm dalam beberapa hari. Banjir besar yang terjadi di Houston dan sekitarnya menyebabkan evakuasi massal dan kerugian sekitar $125 miliar USD. Badai ini menjadi bukti bahwa tidak hanya angin kencang, tetapi juga curah hujan ekstrem bisa menimbulkan kerusakan parah.
Lihat Juga :  Kabar Duka: Pemain Timnas Palestina Tewas Oleh Serangan Israel

Kategori 5: Badai Dorian (2019)

Dorian

  • Kecepatan Angin: 252+ km/jam
  • Dampak:
    Badai Dorian adalah badai tingkat 5 yang menghancurkan Kepulauan Bahama. Dengan kecepatan angin melebihi 300 km/jam, badai ini menimbulkan kerusakan infrastruktur yang sangat parah dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Pemulihan di beberapa wilayah memakan waktu bertahun-tahun, memperlihatkan dampak buruk badai tingkat tertinggi ini.

Badai Paling Merusak dalam Sejarah

Berdasarkan kerugian finansial dan dampak pada kehidupan manusia, Badai Katrina (2005) dan Badai Harvey (2017) menjadi dua badai paling merusak dalam sejarah. Meskipun Badai Dorian tercatat sebagai badai kategori 5 dengan kerusakan infrastruktur luar biasa di Bahama, Katrina dan Harvey menimbulkan kerugian finansial dan sosial terbesar di Amerika Serikat, memperlihatkan bahwa kombinasi angin kencang dan banjir adalah ancaman yang paling berbahaya.

Kesimpulan

Setiap kategori badai memiliki potensi kerusakan tersendiri, mulai dari kerusakan ringan pada kategori 1 hingga kehancuran total pada tingkat 5. Badai kategori 3 hingga 5 tidak hanya menyebabkan kerugian ekonomi tetapi juga memakan korban jiwa dan menghancurkan kehidupan masyarakat. Kesiapsiagaan dan infrastruktur yang memadai sangat penting dalam meminimalkan dampak bencana seperti ini di masa mendatang.

Badai tropis, seperti Katrina dan Dorian, mengajarkan pentingnya mitigasi dan respons cepat dalam menghadapi cuaca ekstrem. Masyarakat di wilayah rawan badai harus terus meningkatkan kesiapsiagaan untuk menghadapi ancaman serupa di masa depan.

You May Also Like

More From Author